Setelah sampai Cirebon, kita di jemput sama pak Udin untuk
melanjutkan perjalanan ke Indramayu. Awalnya sih pak Udin biasa-biasa aja tapi
tunggu cerita selanjutnya di next day.
Tak
lupa kita mampir dulu nih buat cicipin namanya nasi jamblang khas Cirebon.
Katanya paling terkenal adalah nasi jamblang Bu Nur. Oke, kesanalah kita dan emang
benar-benar sedap makanannya.
Nih, gambarnya :
Setelah
makan, kita segera bergegas menuju rumah induk semang kita. Tepatnya di daerah
Sleman, indramayu. Sesampai disana ishoma bentar dan kemudian lanjut briefing
serta persiapan buat besok. Hari pertama kita memang gak berani buat begadang
karena besok sudah mulai bekerja seharian. Jadi, habis briefing dan persiapan
kita langsung tidur.
Sekitar
pukul lima pagi, kita semua sudah mengantre buat mandi. Air disana kebetulan
agak terasa lengket namun untungnya rumah ibu yang kita tinggali ada dua macam.
Jadi, ada kamar mandi yang pakai air sumur da nada yang pakai air PAM. Makanya,
semua pada antre di KM yang memakai air PAM, lebih bersih.
Pukul
07.30, kita berangkat menuju lapangan. Hari
pertama kita menuju desa majasari yang lokasinya tidak jauh dari penginapan. Kesan
di hari pertama kita masih agak canggung dan perlu banyak evaluasi entah
tentang system cari respondennya, cara penyampaian kuesioner, masalah coding,
dsb. Hari kedua kita menuju desa sliyeg. Salut banget, meskipun di desa mayoritas
rumah-rumah disana bagus dan bergaya modern minimalis. Proses penelitian di
hari kedua ini agak lebih baik daripada kemarin.
Selanjutnya,
di hari ketiga kita menuju desa sliyeg lor. Letaknya tidak jauh beda dari yang
kemarin dan Alhamdulillah hari itu berjalan cukup baik. Meskipun kita selalu
pulang malam, di hari ketiga tidak terasa terlalu capek. Mungkin udah mulai
terbiasa.
Hari
keempat, kita ke desa yang paling dekat atau berbatasan langsung dengan PERTAMINA
Balongan yakni desa majakerta. Orang-orang disana tak kalah ramah dengan
warga-warga sebelumnya. Apalagi salah satu respondeku bener-bener baik banget. Bukan
aku yang cari responden tapi responden itu yang nyamperinku langsung. Udah di
kasih minum, disuruh istirahat-istirahat dulu, dsb. Kebetulan hari itu da
Sandiwara (hiburan bagi masyarakat). Jadi, suasana di desa waktu itu cukup
ramai. Tak lupa kita membeli produk usaha masyarakat sana seperti kripik bongol
pisang dan sirup mangga sebagai oleh-oleh.
Terakhir,
kita menuju desa juntinyuat dan juntiweden. Masyarakat disana cukup bagus dalam
mengelola CBO. Terbukti, uang yang di gelontorkan oleh T ifa tidak menjadi
sumber konflik baru tetapi justru bermanfaat sebagai modal simpan pinjam untuk
membuka usaha-usaha. Salah satu pengurus sana yang bernama mbak Mutia juga
cukup telaten dalam mengajak dan membantu masyarakat untuk tergabung dalam program
tersebut.
Di
siang harinya, kita kebetulan ikut supervisor mbak iim ke kantor dinas
perindustrian. Sambil menunggu beliau, kita mencari oleh-oleh khas indramyu. Nah,
pas perjalanan ini ni si pak udin mulai betingkah. Busyet, kalau di simpulin
dia orangnya selo abis.
Ceritanya,
dia punya istri tiga. Istri pertama jadi TKI dan nikah lagi sama istri kedua. “
emang di bolehin pak nikah lagi sama istri pertama?”. Ya boleh gak boleh ya
nikah aja mbak :#!@. Kemudian, istri kedua juga menjadi TKI. Masih ditinggal
dua bulan udah nikah lagi sama istri tiga. Masyaallah! “emang mereka gak pada berantem
pak?”. Ya berantem biarin aja, cari lagi #!%@.
Pas
nyampek alun-alun, si pak udin nya bilang. Disini ni mbak biasanya kalau malam
di pakai kumpul para gigolo. “loh, bapak kok tahu?”. Ya tau lah. “Berarti bapak
juga itu dung?”. Yaaa..(sambil ngeles). haduh, pokoknya hanya satu ni orang
kayak dia. Masalah apapun sampai kehidupan pribadinya dijalanin dengan santai
tanpa beban men.
Sebenarnya masih banyak lagi
cerita-cerita atau pengalaman selama disana tapi cukup sekian lah. Byeeee…

Tidak ada komentar:
Posting Komentar