Kamis, 26 September 2013

Indramayu Part #2

   Setelah sampai Cirebon, kita di jemput sama pak Udin untuk melanjutkan perjalanan ke Indramayu. Awalnya sih pak Udin biasa-biasa aja tapi tunggu cerita selanjutnya di next day.

     Tak lupa kita mampir dulu nih buat cicipin namanya nasi jamblang khas Cirebon. Katanya paling terkenal adalah nasi jamblang Bu Nur. Oke, kesanalah kita dan emang benar-benar sedap makanannya.
Nih, gambarnya : 



   Setelah makan, kita segera bergegas menuju rumah induk semang kita. Tepatnya di daerah Sleman, indramayu. Sesampai disana ishoma bentar dan kemudian lanjut briefing serta persiapan buat besok. Hari pertama kita memang gak berani buat begadang karena besok sudah mulai bekerja seharian. Jadi, habis briefing dan persiapan kita langsung tidur.

    Sekitar pukul lima pagi, kita semua sudah mengantre buat mandi. Air disana kebetulan agak terasa lengket namun untungnya rumah ibu yang kita tinggali ada dua macam. Jadi, ada kamar mandi yang pakai air sumur da nada yang pakai air PAM. Makanya, semua pada antre di KM yang memakai air PAM, lebih bersih.

   Pukul 07.30, kita berangkat menuju lapangan.  Hari pertama kita menuju desa majasari yang lokasinya tidak jauh dari penginapan. Kesan di hari pertama kita masih agak canggung dan perlu banyak evaluasi entah tentang system cari respondennya, cara penyampaian kuesioner, masalah coding, dsb. Hari kedua kita menuju desa sliyeg. Salut banget, meskipun di desa mayoritas rumah-rumah disana bagus dan bergaya modern minimalis. Proses penelitian di hari kedua ini agak lebih baik daripada kemarin.

    Selanjutnya, di hari ketiga kita menuju desa sliyeg lor. Letaknya tidak jauh beda dari yang kemarin dan Alhamdulillah hari itu berjalan cukup baik. Meskipun kita selalu pulang malam, di hari ketiga tidak terasa terlalu capek. Mungkin udah mulai terbiasa.

    Hari keempat, kita ke desa yang paling dekat atau berbatasan langsung dengan PERTAMINA Balongan yakni desa majakerta. Orang-orang disana tak kalah ramah dengan warga-warga sebelumnya. Apalagi salah satu respondeku bener-bener baik banget. Bukan aku yang cari responden tapi responden itu yang nyamperinku langsung. Udah di kasih minum, disuruh istirahat-istirahat dulu, dsb. Kebetulan hari itu da Sandiwara (hiburan bagi masyarakat). Jadi, suasana di desa waktu itu cukup ramai. Tak lupa kita membeli produk usaha masyarakat sana seperti kripik bongol pisang dan sirup mangga sebagai oleh-oleh.

   Terakhir, kita menuju desa juntinyuat dan juntiweden. Masyarakat disana cukup bagus dalam mengelola CBO. Terbukti, uang yang di gelontorkan oleh T ifa tidak menjadi sumber konflik baru tetapi justru bermanfaat sebagai modal simpan pinjam untuk membuka usaha-usaha. Salah satu pengurus sana yang bernama mbak Mutia juga cukup telaten dalam mengajak dan membantu masyarakat untuk tergabung dalam program tersebut.

    Di siang harinya, kita kebetulan ikut supervisor mbak iim ke kantor dinas perindustrian. Sambil menunggu beliau, kita mencari oleh-oleh khas indramyu. Nah, pas perjalanan ini ni si pak udin mulai betingkah. Busyet, kalau di simpulin dia orangnya selo abis.

    Ceritanya, dia punya istri tiga. Istri pertama jadi TKI dan nikah lagi sama istri kedua. “ emang di bolehin pak nikah lagi sama istri pertama?”. Ya boleh gak boleh ya nikah aja mbak :#!@. Kemudian, istri kedua juga menjadi TKI. Masih ditinggal dua bulan udah nikah lagi sama istri tiga. Masyaallah! “emang mereka gak pada berantem pak?”. Ya berantem biarin aja, cari lagi #!%@.

    Pas nyampek alun-alun, si pak udin nya bilang. Disini ni mbak biasanya kalau malam di pakai kumpul para gigolo. “loh, bapak kok tahu?”. Ya tau lah. “Berarti bapak juga itu dung?”. Yaaa..(sambil ngeles). haduh, pokoknya hanya satu ni orang kayak dia. Masalah apapun sampai kehidupan pribadinya dijalanin dengan santai tanpa beban men.


Sebenarnya masih banyak lagi cerita-cerita atau pengalaman selama disana tapi cukup sekian lah. Byeeee…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar